MPR Berharap Presiden Menyampaikan Gagasan Besar
Dalam diskusi yang dihadiri ratusan wartawan, Iskan menyebut ada dua masalah penting yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia. Masalah itu adalah ‘pertama’, bagaimana mengonsolidasikan antara konsep demokrasi dan kesejahteraan.
Iskan mengakui demokrasi dalam masa reformasi berkembang luar biasa. “Sayang demokrasi yang berkembang adalah demokrasi struktural,” ungkapnya.
Demokrasi yang ada menurutnya belum substantif. Untuk itu dirinya mengharap agar demokrasi yang ada berupa demokrasi substantif yang mampu menghadirkan demokrasi yang menyejahterakan rakyat.
Diakui dalam era sekarang, biaya politik sangat tinggi sampai-sampai ada anggapan untuk bisa menjadi anggota DPR harus mengeluarkan biaya miliaran rupiah. Hal demikian disebut tidak mendidik.
Bagi Iskan yang benar adalah anggota DPR terpilih karena ide dan gagasan. “Jadi pemimpin itu adalah orang yang punya ide, pintar, bukan orang yang banyak duitnya,” ucapnya.
Masalah ‘kedua’ yang disebut Iskan adalah menyelesaikan hubungan antara nasionalisme dan agama (Islam). Kedua hal ini menurutnya harus menyatu. Selama ini ada anggapan di masyarakat seolah-olah kalau orang Islam itu tidak nasionalis dan kalau dia nasionalis tidak Islam. “Ini harus diselesaikan,” tegasnya.
Untuk itu dirinya menegaskan kembali saat pidato dalam ST MPR, Presiden harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa kita harus bangkit menghadapi persaingan yang sangat besar.
Dalam kesempatan yang sama, Sektretaris Fraksi PAN MPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengakui fungsi MPR saat ini tidak seperti dahulu.
“Saat ini hanya melakukan ST dan Sosialisasi Empat Pilar,” tuturnya. Bila hanya demikian maka menurutnya kinerja MPR tak efektif.