MRT Jadi Andalan, tapi Kekumuhan Ada di Mana-Mana
Kawasan yang dikembangkan sejak 1976 tersebut sejatinya merupakan pusat industri elektronik dengan sebutan Electronics City. Di industrial park itu terdapat beberapa kampus perguruan tinggi. Itulah pusat research and development (R&D) pengembangan software.
Untuk menarik investor, KEONICS, pengelola Electronics City, mempromosikan diri sebagai Silicon Valley India. Mereka menyebarkan artikel ke beberapa media besar di dunia agar para pemilik modal asing mau berinvestasi di Electronics City.
Padahal, sampai sekarang banyak penyewa yang kecewa dengan kondisi jalan yang rusak, tenaga listrik yang minim, dan ketersediaan air bersih yang terbatas.
Saat kami mengunjungi kawasan itu, yang terlihat tidak mencerminkan kawasan industri TI seperti yang gencar dipromosikan. Di sepanjang jalan banyak galian kabel yang dibiarkan begitu saja.
Lebar badan jalan hanya empat lajur yang terbagi dua. Itu pun tidak mulus. Banyak lubang di mana-mana. Apalagi, pada musim hujan seperti saat ini, air menggenang di jalan-jalan yang berlubang tersebut.
Misalnya, yang tampak di proyek pembangunan MRT dan underpass di pusat Kota Bangalore. Proyek itu berdampak pada kekumuhan. Akibatnya, kemacetan lalu lintas pun tidak bisa terelakkan.
"Pembangunan di India memang sangat gencar, tapi kurang memperhatikan estetika kota," kata Karteker Direktur Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chennai Martin P. Hutabarat yang ditemui Jawa Pos di Chennai. (*/c5/ari)