MSD Indonesia Luncurkan Program Ramadan Diabetes and Me
Hasil penelitian menunjukkan pola makan yang berubah selama berpuasa/ Ramadan dapat menimbulkan risiko komplikasi bagi pasien diabetes tipe 2 di antaranya rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia), meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia), pembekuan darah dan dehidrasi.
Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, guru besar Ilmu Penyakit Dalam dari FKUI/ RSCM, menjelaskan, pasien diabetes tipe 2 yang berpuasa, panjangnya jeda antara asupan makanan dan pengobatan diabetes tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula dalam darah jatuh terlalu rendah untuk mencukupi kebutuhan tubuh. "Jika dibiarkan atau tidak segera diobati hipoglikemia dapat menyebabkan masalah kesehatan serius termasuk kehilangan kesadaran, kejang-kejang, dan membutuhkan perawatan darurat 1," terangnya.
Untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, Prof. Pradana menyarankan pasien diabetes tipe 2 berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang dibutuhkan atau untuk melakukan perubahan pengobatan untuk meminimalkan risiko terkait dengan puasa. Hal ini penting bagi pasien untuk mematuhi rencana pengobatannya, sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter, demi menghindari fluktuasi kadar glukosa darah.
Buklet dan aplikasi ini merujuk pada American Diabetes Assosiaciation (ADA) Recommendations for Management of Diabetes During Ramadan 2010’ dan ‘the South Asian Guidelines for Management of Endocrine Disorders in Ramadan 2012’.2
Aplikasi mobile "Ramadan Diabetes and Me" sudah tersedia dalam Bahasa Indonesia dan dapat diunduh di Google Play Store secara gratis, mulai 20 Juni hingga 29 Agustus 2014. Sementara buklet "Fakta Seputar Puasa Selama Bulan Ramadan" dapat diambil dari dokter spesialis penyakit dalam-endokrinologi atau di apotik-apotik terdekat. (sam/jpnn)