MSF Perkirakan Lebih 10 Ribu Muslim Rohingya Terbunuh
Play
Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.
PBB dan Amerika Serikat menggambarkan tindakan Myanmar itu sebagai pembersihan etnis. Pejabat hak asasi manusia PBB bahkan menyebut tindakan militer tersebut mungkin saja memenuhi kategori genosida.
Data MSF ini dikemukakan di tengah perdebatan mengenai apakah para pengungsi itu dapat dikembalikan ke Myanmar, setelah adanya kesepakatan Myanmar dan Bangladesh untuk menerima mereka kembali.
"Kami sangat khawatir... kemungkinan akan ada proses pemulangan paksa. Jadi pertama-tama kami mendesak setiap program pengembalian haruslah bersifat sukarela bagi para warga Rohingya," kata Paul McPhun.
"Untuk itu, mereka harus merasa aman dan pasti bahwa mereka tak akan mengalami kekerasan semacam ini lagi saat mereka kembali," tambahnya.
'Kehidupan telah terhenti'
Pada hari Rabu pekan ini, Palang Merah (ICRC), yang diizinkan beroperasi di Rakhine Utara, memberikan penjelasan seperti apa kondisi warga yang tinggal di sana.
"Hidup telah berhenti," kata Direktur Operasional ICRC Dominic Stillhart dari Jenewa, yang baru saja kembali dari wilayah tersebut.
"Orang-orang ketakutan bahkan untuk meninggalkan desa mereka, pergi ke ladang, ke pasar, dan hampir tidak ada warga yang kesana-kemari. Sangat jelas kita bisa melihat bahwa kehidupan telah terhenti," ujarnya.