Muchachos
Oleh: Dhimam Abror DjuraidRonaldo telah redup, Neymar tersingkir, tinggal Messi satu-satunya yang tersisa. Ikon-ikon baru pun harus segera diciptakan.
Namun, dalam pertandingan pada hari Minggu, pertanyaan itu terjawab dengan tegas ketika Messi menegaskan keagungan sepak bolanya, berdiri di podium dengan ban kapten di lengannya dan piala emas terangkat di atas kepalanya.
Final kali ini seperti final milik Messi. Ini adalah kesempatan terbesar dan, mungkin, terakhir bagi La Pulga, Si Kutu Messi untuk mengangkat tropi Piala Dunia.
Itulah satu-satunya piala yang belum pernah dia pegang. Itulah yang membedakan Messi dan Maradona.
Harapan ditumpukan ke pundak Messi. Kaus seragam Argentina bernomor 10 yang termasyhur ada di mana-mana, di jalanan, di pasar-pasar, dan stadion, dan dipakai oleh dikenakan oleh pria, wanita, dan anak-anak.
Lagu Muchachos menggema di mana-mana, di kereta bawah tanah dan bus shuttle. Bendera Argentina digantung di atap dan balkon, dan di jendela-jendela toko di permukiman Doha.
Hanya ada satu tim yang mereka inginkan pulang membawa trofi. Ribuan suporter Argentina, menyanyikan lagu-lagu mereka dan bersorak-sorai "Messi, Messi".
Sebagian suporter sudah berada di dalam stadion jauh sebelum kick-off, menabuh drum, melompat-lompat, dan melambai-lambaikan syal biru-putih di atas kepala mereka.