Muhammad Adhiyat, Si Imut yang Melejit Berkat Pengabdi Setan
”Apalagi, Adhiyat ini anaknya penakut,” katanya, lantas tertawa. Dia tak yakin Adhiyat bisa memerankan karakternya dengan baik.
Lidya sempat menolak dan lebih memilih agar Adhiyat menekuni dunia iklan. Meski demikian, sang teman bersikeras agar Adhiyat mengambil kesempatan casting. Akhirnya, Lidya dan Adhiyat pun mengikuti casting.
”Tapi, kami berdua sama sekali nggak ada harapan atau ekspektasi bisa lolos, lho,” tambah Lidya.
Saat casting, Adhiyat diminta mengikuti arahan dari Joko sebagai caster sekaligus sutradara. Dia diminta mengucapkan beberapa kalimat dengan bahasa isyarat dan ekspresi. ”Pas itu disuruh bilang ’I love you’,” kenang Adhiyat.
Tak disangka, caster mengatakan kepada Lidya bahwa anaknya masuk shortlist alias kandidat terkuat. Padahal, bocah kelahiran Bekasi, 28 Februari 2011, itu sama sekali tidak punya pengalaman atau bekal akting.
Setelah serangkaian proses, Adhiyat ditetapkan sebagai pemeran Ian, bocah tunarungu. Karakternya minim dialog, tapi harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan ekspresi.
Untuk ekspresi, Adhiyat sudah terlatih lewat pengalaman tampil di iklan. Lantas, untuk bahasa isyarat, Adhiyat dilatih Surya Sahetapy selama dua minggu.
Sulung tiga bersaudara tersebut cukup cepat menghafal bahasa isyarat. Untuk dialog, Adhiyat hanya perlu menghafal dua dialog.