Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Muhammad Nuh Setelah Tak Jadi Menteri

Dedikasikan Diri Kembangkan Kombinasi Ilmu Kedokteran dan Teknik

Sabtu, 23 Mei 2015 – 18:51 WIB
Muhammad Nuh Setelah Tak Jadi Menteri - JPNN.COM
Muhammad Nuh. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

Meski bertanya dengan nada santai, para mahasiswa terlihat tegang. Mereka mencoba menguasai diri dan menjelaskan temuannya kepada Nuh. Untuk mencairkan suasana, sesekali Nuh melempar joke atau pertanyaan ringan lain.

Soal karya, para dosen tidak mau kalah. Salah satu yang dihasilkan dosen adalah wearable human movement. Gunanya, mengukur konsistensi gerakan tubuh. Biasanya alat itu digunakan dokter spesialis ortopedi atau rehabilitasi medik.

Nuh berharap laboratorium tersebut nanti bisa mengembangkan alat kesehatan. Selain beruntung dengan pengembangan ilmu, ada dua keuntungan lain mengembangkan peralatan biomedik. Yakni, dari sisi bisnis potensinya sangat tinggi. Lalu dari sisi idealisme, bisa membantu manusia. Baik untuk menegakkan diagnosis maupun alat terapi.

Sekarang yang diusahakan Nuh adalah membuat teknik biomedika menjadi program studi. ITS sudah mempunyai 10 staf pengajar ahli biomedik. Izin masih diproses di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti).

Ada tiga perguruan tinggi negeri (PTN) lain yang juga memproses izin prodi teknik biomedika. Yaitu, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada.

Kenapa tidak menetapkannya sebagai prodi saat masih menjabat Mendikbud? ”Saat itu memang belum waktunya. Saya tidak ingin memaksakan daripada nanti dikira aji mumpung,” jawabnya.

Sekarang Nuh yang senang karena bisa kembali berkutat dengan disiplin ilmunya, terus meneliti biomedik. Untuk menyisihkan waktu lebih banyak pada penelitian, dia pun memilih hanya mengampu tiga mata kuliah. Yakni, pratugas akhir untuk S-1, optimalisasi sistem, dan pengolahan sinyal untuk S-2.

Di sela waktunya, Nuh tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Segala kesibukan itu, menurut dia, lebih baik daripada bergabung dalam ranah politik. ’’Saya paham politik, tapi tak berarti saya harus bergabung dengan partai politik,’’ ucap Nuh yang mengaku sudah ditawari masuk beberapa parpol tersebut.

Setelah tidak lagi menjabat menteri pendidikan dan kebudayaan, Muhammad Nuh kembali ke kampusnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tidak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close