Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2021, Menggunakan KRI Dewa Ruci & Kapal Latih TNI AL
![Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2021, Menggunakan KRI Dewa Ruci & Kapal Latih TNI AL Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah 2021, Menggunakan KRI Dewa Ruci & Kapal Latih TNI AL - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/watermark/2021/05/12/direktur-pengembangan-dan-pemanfaatan-kebudayaan-restu-guna-6.jpg)
Ke-13 titik rempah yang akan disusuri oleh pelayaran ini antara lain Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhouksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Beno, dan berakhir di Surabaya.
"Ini sebagai upaya menguatkan jati diri bangsa, mengenal kearifan budaya setempat, dan merayakan ketersambungan budaya Jalur Rempah,” tambah Restu.
Restu juga menyampaikan, Jalur Rempah pernah mengharumkan Nusantara dan menjadi pemain penting serta pemasok utama dalam perdagangan dunia. Jauh sebelum bangsa Eropa melakukan aktivitas perdagangan di Asia Tenggara.
“Begitu pentingnya rempah-rempah bagi kehidupan manusia sehingga menjadi komoditas utama yang mampu mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, maupun sosial budaya dalam skala global,” ucap Restu.
Ketersambungan budaya dalam lintas daerah di Indonesia, lanjut Restu, menjadi suatu esensi dari program Muhibah Budaya Jalur Rempat atas keberagaman pendukung budaya.
Keberagaman budaya ini dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah untuk mengembangkan dan memperkuat ketahanan budaya dan diplomasi budaya, memaksimalkan pemanfaatan cagar budaya dan warisan budaya takbenda.
“Jalur Rempah terbentuk dari lalu lintas yang padat dari Asia Timur, Timur Tengah, Eropa, dan sebaliknya," ucapnya.
Jalur globalisasi nusantara ini menjelma sebagai ruang silaturahmi antarmanusia lintas bangsa sekaligus sarana pertukaran dan pemahaman antarbudaya. Melampaui konteks ruang dan waktu, dipertemukan oleh laut, samudera, dan sungai,” ujar Restu.