MUI dan Gereja Katolik Dukung Gerakan Jateng di Rumah Saja dari Pak Ganjar
Terkait gerakan ini, lanjut Daroji, memang memiliki sisi positif dan negatif. Meski demikian dia melihat bahwa sisi positif dari gerakan ini lebih besar.
Gerakan ini juga muncul setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan pernyataan bahwa PPKM gelombang I tidak cukup berhasil menekan Covid-19 sehingga diperlukan usaha lain.
"Sebetulnya ini tentu ada plus-minusnya, pasti ada negatifnya tetapi menurut saya positifnya lebih besar untuk hal ini. Kita akan evaluasi dan Pak Gubernur tentu juga akan mengevaluasi. Barangkali usaha ini nanti bisa menghasilkan, dalam satu bulan ada penurunan yang efektif. Kalau iya bisa dilakukan empat kali dalam sebulan," katanya.
Dukungan terhadap gerakan Jateng Di Rumah Saja juga disampaikan oleh Vikjen Keuskupan Agung Semarang (KAS), Romo YR Edy Purwanto Pr.
Menurutnya gerakan itu merupakan ikhtiar dan gerakan bersama seluruh komponen masyarakat di Jawa Tengah dalam rangka memutus transmisi dan menekan penyebaran Covid-19.
Caranya dengan tinggal di rumah atau kediaman atau tempat tinggal dan mengurangi aktivitas di luar rumah dan lingkungan tempat tinggal.
"Sebagai sebuah ikhtiar, saya merasa ini sesuatu yang sangat baik dan jelas dilaksanakan dalam dua hari yaitu tanggal 6 dan 7 dengan sedikit pengecualian yaitu terkait dengan sektor-sektor yang esensial. Saya merasa ini penting untuk benar-benar ditanggapi dan dilaksanakan oleh masyarakat secara serius. Gereja sangat mendukung, Katolik sangat mendukung," katanya.
Romo Edy juga mengajak masyarakat untuk berkomitmen terhadap ajakan dari Gubernur Ganjar Pranowo tersebut.