MUI: Habibie, Tokoh Gerakan Modernisasi Islam di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya Prof Dr Ing H Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia, pada Rabu (11/9) jam 18.05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.
“Semoga almarhum husnul khotimah diampuni semua dosa dan kesalahannya, dilipat gandakan pahala amal ibadahnya dan diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, kekuatan dan ketabahan,” kata Waketum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam pesan elektroniknya, Rabu (11/9) malam.
Dia melanjutkan, seluruh masyarakat Indonesia kehilangan seorang putra terbaik bangsa yang menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
BJ Habibie namanya sudah melegenda dan melekat di hati seluruh rakyat Indonesia. Bukan saja karena sebagai presiden ke-3 RI, tetapi almarhum adalah tokoh nasional yang memiliki segudang prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Beliau pemimpin yang membuka kran demokrasi yang hampir tersumbat sehingga rakyat Indonesia bisa kembali menikmati kebebasan dan kemerdekaan yang hampir tiga dekade hilang," tuturnya.
Menurut Zainut, Profesor Habibie adalah sosok intektual muslim yang menjadi penggerak bangkitnya gerakan modernisasi Islam di Indonesia. Habibie adalah ketua umum pertama organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang menjadi wadah berhimpunnya para kaum terdidik (intelektual) dari kalangan kelas menengah kaum santri Indonesia.
Sebagai seorang suami dan ayah dari sebuah keluarga, Habibie telah memberikan contoh serta teladan bagi keluarga Indonesia. Bagaimana membangun sebuah rumah tangga yang harmonis, rukun dan penuh dengan kehangatan, cinta dan kasih sayang.
"Selamat jalan Bapak BJ Habibie, seluruh rakyat Indonesia mengiringimu dengan doa menuju tempat keabadianmu. Semoga Allah SWT merahmatimu. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu, waj'alil jannata matswahu," tutup Zainut.(esy/jpnn)