MUI: Jenazah Muslim Positif Corona Boleh tak Dimandikan atau Ditayamumkan
jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengeluarkan pedoman pengurusan jenazah muslim terinfeksi Corona (covid-19), yaitu boleh tidak dimandikan bahkan ditayamumkan asal memenuhi syarat syariah.
"Jika menurut pendapat ahli yang terpercaya bahwa memandikan atau menayamumkan tidak mungkin dilakukan karena membahayakan petugas, berdasarkan ketentuan darurat syariah, jenazah tidak dimandikan atau ditayamumkan," kata Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin AF dalam keterangan resmi, di Jakarta, Jumat (27/3).
Dia mengatakan dalam memandikan jenazah terinfeksi COVID-19 tidak diharuskan dibuka pakaiannya. Sedangkan petugas yang memandikan wajib berjenis kelamin yang sama dengan jenazah yang dimandikan dan dikafani.
Jika petugas yang memandikan tidak ada yang berjenis kelamin sama, kata dia, jenazah dimandikan oleh petugas yang ada dengan syarat jenazah dimandikan tetap memakai pakaian. Jika tidak memakai baju, ditayamumkan.
Selanjutnya, kata dia, jika ada najis pada jenazah, petugas agar membersihkannya sebelum memandikan. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air secara merata ke seluruh tubuh.
Meski begitu, jika atas pertimbangan ahli yang terpercaya bahwa jenazah tidak mungkin dimandikan, dapat diganti dengan tayamum sesuai ketentuan syariah.
Adapun cara menayamumkan jenazah, yaitu dengan cara mengusap wajah dan kedua tangan jenazah minimal sampai pergelangan dengan debu. Untuk kepentingan perlindungan diri pada saat mengusap petugas tetap menggunakan alat pengaman diri (APD).
Pada kondisi lain, jika menurut pendapat ahli yang terpercaya, bahwa memandikan atau menayamumkan tidak mungkin dilakukan karena membahayakan petugas, maka berdasarkan ketentuan dlarurat syar’iyyah, jenazah boleh tidak dimandikan atau ditayamumkan. (mg8/jpnn)