Muktamar 'Jin'
Oleh: Dahlan IskanTerbukti: ada yang ngotot harus mundur, 31 Januari 2022. Ada juga yang ngotot ingin maju: 17 Januari 2021.
Ada juga yang tenang-tenang saja: seperti KH Imam Jazuli dari pesantren Bina Insan Mulia Cirebon. "Kan bisa lewat online. Kapan saja," katanya.
Ia tidak terlalu serius dengan usulnya itu. Ia hanya mengingatkan: bagi yang tidak ambisius tanggal berapa pun tidak masalah. Juga dengan cara online sekali pun. Masalahnya: ada kubu 1 dan kubu 2.
Kubu 1 merasa akan lebih punya waktu kalau Muktamarnya diundur. Siapa tahu situasi dukungan masih bisa berubah. Terutama dukungan yang tidak kelihatan –dari sebangsa jin di zaman digital.
Kubu 2 merasa sudah di atas angin. Dukungan sudah bulat. Termasuk yang dari jin digital itu. Kalau bisa maju tentu lebih baik. Tidak akan ''masuk angin''. Kalau mundur? Siapa tahu ada perubahan dukungan.
Dukung-mendukung itulah masalah utamanya. Tepatnya: mengundang dukungan itulah kebiasaan baru NU yang sudah agak lama –setidaknya sejak Muktamar di Jombang atau di Makassar lalu.
Kubu 1: KH Said Agil Siroj. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dua periode. Incumbent.
Kubu 2: KH Yahya Staquf. Katib Aam Syuriah PB NU. Ia kakak kandung Menteri Agama sekarang ini.