Musim Liburan Nataru di Jogja, Kusir Andong Ikut Panen
Soal tarif, Rokhis mengaku ada perbedaan dibanding hari biasa. Saat musim liburan naik 10 persen per paketnya. Tarif per paket ditawarkan mulai dari Rp 150 ribu. Hingga jutaan rupiah. Tergantung jumlah rombongan.
Dari mengelola rombongan sekolah saja, Rokhis mengaku, perusahaannya yang berkantor di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul bisa meraup keuntungan antara Rp 11 juta hingga Rp 40 juta. Dari situ sudah tentu Rokhis berhak mendapatkan tambahan honor yang cukup menggiurkan.
Belum lagi keuntungan dari hasil kerja sama dengan toko oleh-oleh. Sudah pasti ada fee dengan nilai tertentu. Dengan nominal beragam.
Usaha jasa rental mobil pun tak kalah untung. Seperti dialami Reza Faizal Rahmat, 29. Selama liburan nataru lalu jumlah penyewa mobil di tempat usahanya meningkat dua kali lipat. Untuk mendongkrak keuntungan, Reza pun menaikkan ongkos sewa mobilnya.
Mulai Rp 650 ribu per hari atau Rp 600 ribu per 12 jam. Berlaku selama musim liburan (peak season). Ada selisih Rp 100 ribu dibanding hari normal. “Itu sudah termasuk bahan bakar dan sopir yang sekaligus sebagai pemandu wisata,” ujarnya.
Seperti halnya Rokhis, Reza juga menawarkan tiket wisata, hotel, dan tour city kepada wisatawan. Dia juga menggandeng toko oleh-oleh. Dibanding hari biasa, pendapatannya selama liburan akhir tahun naik hingga 50 persen.
Kusir andong pun tak kalah untung. Yitno Wiyono, salah satunya. Kakek 74 tahun itu mengaku bisa membawa penumpang hingga tujuh kali lebih banyak dibanding hari biasa. Dia juga menaikkan tarif jasanya selama liburan.
Menjadi Rp 200 ribu sekali angkut. Lalu lintas macet, jarak tempuh lebih lama, hingga banyaknya calon penumpang andong menjadi alasan Yitno menaikkan tarif. Sementara pada hari normal lebih variatif. Antara Rp 50 ribu – Rp 100 ribu.