Muslim Harus Peka Ajakan Zakat Untuk Keluarga Syuhada
jpnn.com - JAKARTA - Umat Islam harus peka dengan adanya pihak yang mengajak memberi zakat untuk para yatim piatu keluarga syuhada. Konsep syuhada harus diluruskan sehingga tidak terjebak pada kampanye-kampanye yang menyesatkan.
“Pemberian zakat kepada anak yatim, secara normatif sebenarnya tidak ada masalah, karena itu diatur dalam hukum Islam. Yatim piatu siapa pun itu, berhak atas zakat,” kata Direktur Pusat Kajian Agama dan Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Irfan Abubakar, Kamis (30/6).
“Jenis zakat dan peruntukan zakat pun bermacam-macam. Tapi kita juga harus peka terhadap pengelola zakat. Bisa jadi pengelola zakat punya konsep yang tidak tepat soal syuhada. Umat Islam harus lebih peka soal konsep syuhada, jangan sampai niat baik terjebak pada hal yang keliru,” katanya.
Menurutnya faktor syuhada dalam pengertian Islam adalah orang-orang yang mati di jalan Allah yaitu mati syahid. Syuhada dalam pengertian sempit, dipahami sebagai berperang untuk membela keyakinan, dan mati disaksikan dan disambut oleh malaikat.
“Padahal pengertian syuhada atau martir itu luas dan tidak hanya berkonteks berperang. Bisa jadi ketika dia sedang menuntut ilmu dan meninggal, maka dia bisa dikatakan syuhada dalam hal ilmu,” imbuhnya.
“Orang tua yang berjuang mencari nafkah bagi istri dan anak-anaknya dan kemudian meninggal dalam pekerjaannya itu maka dia juga bisa dianggap sebagai syuhada,” jelas Irfan.
Karena itu menurutnya, konsep syuhada harus dilihat konteksnya terlebih dahulu. “Karena martir dalam konsteks terorisme adalah kriminal atau pendosa karena melakukan pembunuhan, mengambil nyawa orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam. Sehingga umat jangan sampai terjebak dalam pemahaman atau kampanye yang keliru seperti itu,” jelasnya
Penting bagi ulama memberikan konsep syuhada kepada umat sehingga umat bisa terhindar dari kekeliruan penafsiran. “Mati sebagai martir atau syuhada adalah bagian dari ideologi kaum radikal. Masyarakat harus paham itu,” ujar Irfan Abubakar.