Muslim Harus Peka Ajakan Zakat Untuk Keluarga Syuhada
Sementara itu, Wakil Ketua Lembada Dakwan PBNU Maman Imanulhaq menjelaskan, bulan Ramadan itu adalah madrasah rohani yang akan mengasah intelektual, emosional, dan spiritual bagi umat muslim dalam menjalani ritual ibadah puasa.
Karena itu, selain menjalani ibadah puasa yang khusuk, menjelang berakhirnya bulan suci ini, umat muslim juga wajib mengeluarkan zakat yang juga bagian dari Rukun Islam. Namun ia juga mengingatkan agar zakat ini tidak diselewengkan, terutama untuk kepentingan kelompok radikal.
"Ramadan akan melahirkan sosok cerdas yang mengusung nilai-nilai agama yang transformatif dan penuh kedamaian. Begitu kewajiban berzakat, umat muslim harus cerdas agar zakat itu sampai ke tangan yang benar. Apalagi banyak kelompok radikal yang sengaja memanfaatkan dan menyelewengkan arti zakat untuk mengumpulkan dana," ujar Maman.
Pernyataan kyai muda ini untuk menanggapi upaya-upaya kelompok radikal, terutama ISIS, yang menjadikan bulan Ramadan sebagai ajang untuk berjihad versi mereka dan menggalang dana dengan mengatasnamakan zakat.
Menurutnya, apa yang dilakukan kelompok radikal itu sama sekali tidak sesuai dengan islam yang rahmatan lil 'alamin.
"Maka alangkah naifnya bila Ramadan justru dijadikan sarana untuk mendakwahkan kebencian dan menebar teror. Perilaku deskonstruktif yang terus didengungkan ISIS sangat bertolak belakang dengan spirit Ramadhan. Karenanya perlu ditegaskan dan diajarka kembali materi Islam yang Islam yang rahmatan lil ‘alamin kepada umat Islam terutama generasi muda," ungkap Kang Maman, panggilan karibnya.
Pengasuh Ponpel Al Mizan ini menambahkan, Ramadan bulan rahmah, bulan kasih sayang, maka kekerasan dan upaya-upaya negatif lainnya atas nama agama harus dihentikan terutama di bulan ini.
Ramadan justru harus jadi momentum penting agar umat muslim berjihad dengan menguatkan kualitas kemanusiaan yang tercermin dalam kesalehan sosial.