Musrik Bisnis
Memang usaha Dalu ini masih sangat permulaan. Baru empat peternak. Belum banyak pengalaman jatuh-bangun. Tapi Dalu sudah tahu. Investor harus mendapat laba. Lebih tinggi dari bunga deposito di bank.
Saya pun diminta menilai langkahnya itu. Mumpung masih tahap awal. Saya dengarkan penjelasannya dengan tekun. Saya sela dengan beberapa pertanyaan ujian. Dalu selalu bisa menjelaskan. Dengan uraian yang sistematis.
Saya pun menjawab: Anda sudah menemukannya. Menemukan bisnis. Dan menemukan tempat pengabdian. Bisnis yang penuh pengabdian. Pengabdian yang punya roh bisnis.
Banyak orang bisa memulai usaha. Lebih banyak lagi yang tidak bisa memulai usaha. Tapi dari banyak yang bisa tadi amat jarang yang bisa menemukan kombinasi itu: bisnis dan pengabdian.
Tidak ada lagi saran dari saya. Kecuali bahwa Dalu harus tabah dari godaan: menjadi politisi, menjadi selebriti dan menjadi gelembung busa.
Banyak pemula yang tergoda untuk melebarkan usaha. Ke berbagai bidang. Sekaligus. Akhirnya tidak fokus. Itu yang saya namakan ‘musyrik bisnis’.
Lho apa pula itu? Nantilah. Kapan-kapan. Itu pembicaraan orang dewasa. Tunggu Dalu berusia di atas 17 tahun.(***)