Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Nama Anak Itu 'Hukum Saya', 'Bunuh Dia', 'Sudah Mati'..

Senin, 27 Maret 2017 – 15:26 WIB
Nama Anak Itu 'Hukum Saya', 'Bunuh Dia', 'Sudah Mati'.. - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: pixabay

jpnn.com - Apalah artinya sebuah nama. Namun buat anak-anak di Zambia, Afrika Selatan, mungkin mereka berharap nama yang disematkan bisa lebih layak dan bagus.

Dalam sebuah perjalanan ke Zambia, kontributor BBC Chris Haslam menemukan nama-nama yang tidak biasa. Nama yang bikin miris, bikin sedih, tetapi secara garis besar bikin tertawa ngakak.

Salah satu nama yang dikenalkan padanya adalah Mulangani. Mulangani adalah seorang bocah lelaki yang ditemuinya di salah satu desa. Kepada sopirnya, Mavuto, Haslam bertanya arti nama itu. ”Mulangani diambil dari bahasa Nguni. Artinya, hukum saya. Atau secara formal berarti, dia yang harus dihukum,” kata Mavuto, sopir Haslam. Hah? Siapa yang memberikan nama jelek itu?

”Mungkin ayahnya. Mungkin juga ketua suku.” Memang, di Zambia dan Zimbabwe, sangat umum bila orang tua, khususnya di pedalaman, mengundang ketua suku untuk memberi nama bayi yang baru lahir. ”Kadang, ketua suku ingin menghukum keluarga itu. Atau, dia berpikir anak baru itu terlalu berat bagi keluarga. Jadi namanya biasa apa saja,” sambung Mavuto.

Selang beberapa hari, nama-nama tidak biasa lain dihadapkan kepada Haslam. Dia bertemu dengan Chilumba yang artinya kuburan kakak lelaki saya, Balaudye alias saya akan dimakan, Soca yang berarti nasib buruk, dan bahkan Chakufwa yang terjemahannya, sudah mati.

Tetapi tidak hanya yang buruk. Haslam juga berkenalan dengan Daliso yang berarti diberkati dan Chikondi yang artinya cinta. Dan, dikisahkan Haslam, dua orang tersebut terlihat lebih bahagia dibandingkan orang-orang bernama unik lain yang sudah dikenalnya.

”Dalam kultur Afrika, ada trend pemberian nama sesuai dengan situasi saat mereka dilahirkan,” ujar Clare Mulkenga-Chilambo, pekerja sosial di SOS Children's Villages di Zambia. ”Untung bagi mereka yang lahir di situasi cerah dan bahagia. Namun, tidak untung bagi yang lain,” ujar Clare.

Situasi buruk itu bisa berupa apa saja. Salah satunya mengenai kenyataan kalau Zambia sudah dikuasai HIV dan AIDS. Angkanya memang turun. Pada 2015 secara global di Zambia, lima ribu anak dan 55 ribu orang dewasa terinfeksi HIV/AIDS. Dari angka itu diperkirakan ada 380 anak jadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal dunia karena HIV/AIDS dan 85 ribu anak lain mengidap HIV.

Apalah artinya sebuah nama. Namun buat anak-anak di Zambia, Afrika Selatan, mungkin mereka berharap nama yang disematkan bisa lebih layak dan bagus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News