Nana Mirdad Uji Nyali di Film Horor
jpnn.com - PUTRI pasangan selebritis Lydia Kandao dan Jamal Mirdad, Nana Mirdad membuktikan kemampuannya kembali di dunia akting. Sempat vakum lama di dunia peran, ibu dua anak Jason Deandra White dan Sarah Dean White ini memutuskan untuk terlibat dalam film garapan My Dream Picture, berjudul Hantu Pohon Boneka.
Seakan mencoba untuk mengulangi kesuksesan karirnya di dunia seni peran, Nana Mirdad memilih genre film yang lebih menantang yakni, horor. ”Ini film horor pertama aku. Saat pertama kali ditawarin, aku juga nggak berani sama sekali,” ujar Nana seperti yang dilansir INDOPOS (Grup JPNN.com), Kamis (7/8).
Di film tersebut, perempuan yang sempat membintangi sinetron Pernikahan Dini itu berlakon sebagai Lisa. Dia beradu akting dengan aktris senior Ayu Diah Pasha yang berperan sebagai ibunya. Selain Ayu, Nana pun beradu akting dengan Stuart Colin yang berlakon sebagai adiknya.
”Aku di sini ceritanya punya keluarga. Kita mau pindah rumah ke Bandung. Dalam perjalanannya kita melewati sebuah pohon angker dan di rumah yang kita tempati juga ada hantu. Nah di situ mulai kejadian aneh,” ungkapnya.
Sebagai aktris yang baru pertama kali terlibat dalam film horor. Satu demi satu ketakutan dialami perempuan kelahiran Jakarta, 14 Maret 1985 tersebut. Apalagi, sejak pertama kali terjun ke dunia akting. Nana memang tidak mau menerima tawaran bermain di genre horor. Sebab dirinya paling takut berhubunggan dengan hal yang berbau mistis.
”Aku itu orangnya penakut. Dan aku pas mau syuting itu benar-benar deg-degan banget. Di lokasi syuting saja aku nggak mau deket-deket sama karekter hantu,” ceritanya.
Namun, Nana tidak mau ketakutan tersebut terus menghantuinya. Apalagi saat ini dia sudah memiliki keluarga. Lewat film tersebut, dirinya menyoba untuk menguji kenyaliannya. ”Aku butuh beberapa hari, sampai akhirnya benar-benar berani. Dan itu butuh waktu sekitar dua mingguan,” paparnya.
Beruntungnya satu demi satu adegan yang membuat jantung penonton berdetak kencang tersebut membuat dirinya semakin berani. Dia menyadari ketakutan timbul karena perasaannya semata. Jika pun dia berusaha untuk santai menghadapi setiap hal yang berbau mistis, ketakutan itu tidak akan muncul.