Nangkadak, Perkawinan Nangka dan Cempedak
jpnn.com - Acara peluncuran diawali dengan International Symposium on tropical and Sutropical Fruits dilanjutkan dengan ceremony dan berkeliling ke area Taman Wisata Mekar Sari. Nangkadak Mekarsari diluncurkan oleh Prof. in Horticulure Dr. Roedhy Poerwanto didampingi oleh Prof. Moh. Reza, Harry Tanjung, General Manager Taman Wisata Mekar Sari dan Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Sido Muncul. Dengan diluncurkannya Nangkadak Mekarsari, semakin memperkaya koleksi holtikultura Indonesia.
‘’Indonesia adalah negara yang kaya akan holtikultura, namun sering kita tidak menyadarinya sehingga seringkali kita lebih menyukai buah-buahan impor yang sejatinya buah asli Indonesia yang telah dibudidayakan di negara tetangga kemudian di eskpor kembali ke Indonesia dengan harga yang mahal,’’ujar Dr Roedhy Poerwanto.
Mekarsari menjadi pelopor dalam penelitian dan pembudidayaan tanaman buah dengan kegiatan pertanian dengan menggunakan teknologi modern dalam konsep 4Si (Konservasi, Reboisasi, Edukasi dan Rekreasi). Sebagai pengusaha, Irwan Hidayat sangat mendukung penggunaan merek asli Indonesia. Banyak produk asli Indonesia yang dinamai dengan nama asing seperti Jambu Bangkok, Pepaya Bangkok, Bebek Peking dan sebagainya. Padahal bibitnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor, tapi oleh pengusaha dinamakan dengan nama yang berbau asing.
Sebagai kecintaannya terhadap produk-produk asli Indonesia, Sido Muncul akan melakukan kerjasama dengan Taman Wisata Mekar Sari. “Kami akan membeli bibit tanaman dari Taman Mekarsari seperti Jambu Air Citra Mekarsari, Nangkadak Mekarsari, Nanas Mekarsari dan Durian-durian asli Indonesia. Bibit ini akan kami bagikan ke para petani binaan kami”, ujar Irwan.
”Kami merasa perlu membantu membudidayakan buah-buah asli Indonesia kepada para petani binaan karena untuk membudidayakan buah-buahan tersebut dibutuhkan waktu 10 tahun, hal ini agar jangan sampai keduluaan bangsa lain yang pada akhirnya akan membudidayakan buah-buah lokal padahal kita lebih berhak membudidayakannya”, tambahnya. (wid)