Napoleon Der Bataks: Kisah Perjuangan Tuan Rondahaim Saragih
Oleh: Juliaman Saragih - Koordinator Komunitas Masyarakat Simalungun, JakartaSeturut dengan beroperasinya kekuasaan kolonial, otoritas tradisional makin tergerus dalam tubuh kekuasaan kolonial.
Menyaksikan runtuhnya otoritas tradisional kerajaan-kerajaan di Simalungun ditambah lagi makin merajalelanya keterasingan masyarakat akibat bekerjanya kapitalisme kolonial yang diperlihatkan dengan tegaknya arogansi industri perkebunan menghancurkan bangunan tradisional masyarakat Simalungun mendorong Tuan Rondahaim Saragih melawan kekuasaan Belanda.
Tuan Rondahaim Saragih melancarkan serangan dan membakar industri perkebunan yang menjadi simbol arogansi kapitalisme kolonial sekaligus berhadap-hadapan dengan mesin perang pemerintah Belanda untuk mengusir penjajah dari bumi Simalungun dan Sumatera Timur.
Perlawanan antara pasukan Tuan Rondahaim Saragih dengan pemerintah Belanda meletup di berbagai daerah.
Jangkauan perjuangan mengempur kekuasaan kolonial Belanda meluas tidak saja di Simalungun, tetapi juga sampai ke Sumatera Timur.
Pasukan Tuan Rondahaim Saragih beraliansi dengan pasukan Datuk Sunggal yang dikenal sebagai pencetus Perang Sunggal menentang kehadiran pemerintah Belanda di Sumatera Timur.
Sepanjang perlawannya mengusir sang penjajah itu, Rondahaim Saragih tidak pernah menyerah dan tidak pernah ditangkap pemerintah Belanda.
Ia, Tuan Rondahaim Saragih, yang mendapat julukan Napoleon dari Simalungun adalah satu-satunya penguasa lokal di Sumatera Timur yang sepanjang perjuangannya mengusir kekuasaan asing tidak pernah menyerah dan tidak pernah ditangkap pemerintah Belanda.