Nasib Inggris setelah Referendum Putuskan Berpisah dengan Uni Eropa
Dia menambahkan, ’’perceraian’’ Inggris dan UE bukanlah sebuah perpisahan baik-baik. Sebab, UE tidak menghendakinya. Kendati demikian, Juncker menuntut Inggris segera menyelesaikan urusannya dengan UE.
Caranya, segera menggelar pertemuan dengan UE dan menetapkan tanggal pasti ’’perceraian’’. Sesuai dengan aturan yang berlaku di blok 28 negara Eropa itu, Inggris punya waktu dua tahun untuk benar-benar meninggalkan UE.
Sebab, akan begitu banyak kesepakatan yang harus disesuaikan dengan status baru Inggris. ’’Lebih cepat lebih baik,’’ tutur Juncker.
Setelah Cameron bertemu dengan UE, kedua pihak akan bisa langsung melakukan penyesuaian dengan status baru mereka. Maka, segala hal yang berhubungan dengan kerja sama dagang, kerja sama pertahanan dan keamanan, serta hukum juga akan berubah.
Yang jelas, negara-negara UE tidak akan bisa sebebas dulu lagi keluar masuk Inggris. Demikian pula sebaliknya. Senada dengan US, Boris Johnson berharap bisa segera membentuk pemerintahan transisi yang disebut sebagai pemerintahan Brexit.
Kemarin (25/6) hal pertama yang dia lakukan adalah merangkul warga yang tidak ikut memberikan suara dalam referendum. Yang terpenting, menurut dia, adalah persatuan. Apa pun aspirasi mereka, kini faktanya Inggris menghendaki hengkang dari UE.
’’Bagi mereka yang khawatir dengan hasil referendum, saya ingin mengatakan bahwa Brexit tidak membuat Inggris terpecah-pecah atau menjadi tidak terlalu Eropa lagi,’’ papar mantan Wali Kota London tersebut.
Sebagai bagian dari Benua Biru, Johnson mengatakan bahwa Inggris tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari Eropa. Sampai kapan pun, menurut dia, Inggris bakal selalu menjadi bagian dari Eropa.