Nasionalisme Atraktif
Oleh Dahlan IskanKami yang di Pakistan bisa melihat juga atraksi mereka. Mereka yang di sisi India bisa juga melihat atraksi Pakistan.
Di atas aspal itu terlihat orang menggendong kendang. Ditabuh dengan alat pemukul. Dengan pakaian berlambang Pakistan. Di sisi India juga sama. Dengan pakaian berlambang India.
Ada juga juru komando yel-yel. Dengan pakaian yang sama. Suara orang ini keras sekali. Dalam bahasa Urdu di sini. Dengan bahasa Urdu di sana.
Saya jadi ingat stadion sepak bola. Ada kepala suporter. Yang selalu menghadap penonton. Memberi komando. Kapan harus menyanyi dan lagunya apa. Tidak pernah bisa nonton pertandingan itu sendiri.
Juru komando itulah yang terus berteriak minta agar penonton semangat. Harus sering mengepalkan tangan ke atas. Sambil teriak. Menyambut yel-yel.
Tidak boleh penonton hanya sedekap tangan. Jangan seperti penonton pasif. Jadilah suporter. Harus sering teriak dan bertepuk tangan.
Jangan sampai kalah semangat dengan penonton yang di sisi India. Malu.
"Pakistaaaaan....!!!" teriak komando itu.