Natalius Pigai & Ganjar Pranowo
Oleh: Dhimam Abror DjuraidPigai memang tidak menyebut secara eksplisit supaya rakyat Papua jangan memilih Ganjar pada pilpres 2024 nanti. Namun, semantik cuitan itu menyiratkan pesan supaya rakyat Papua jangan memilih Ganjar, kalau tidak mau terus-menerus diperlakukan secara tidak adil dan diskriminatif.
Beberapa waktu yang lalu, Giring Nidji secara terbuka menyerang Anies Baswedan, dan mengatakan dengan terus terang jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan pada pilpres 2024. Sikap Giring dikecam keras oleh banyak orang.
Pernyataan Giring dengan Pigai beda, tetapi konteksnya sama-sama mengacu pada kontestasi pilpres 2024. Anies dan Ganjar dianggap punya peluang yang sama-sama besar. Karena itu, wajar saja kalau ada pihak yang ingin mengganjal dan menjegal.
Pigai tidak terang-terangan mengganjal dan menjegal Ganjar. Namun, mengasosiasikan Jokowi dan Ganjar dengan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap masyarakat Papua, bisa dianggap sebagai upaya mendegradasikan Jokowi-Ganjar.
Penyebutan atribusi ‘’orang Jawa Tengah’’ terhadap Jokowi dan Ganjar menjadi labelling atau stereotyping yang bisa menyinggung perasaan. Apalagi kemudian di kalimat berikutnya disebutkan ‘’Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papua’’. Penyebutan ‘’mereka’’ bisa saja diasosiasikan kepada Jokowi dan Ganjar.
Pigai menegaskan dia tidak bertindak rasisme terhadap orang Jawa Tengah maupun Jokowi dan Ganjar. Pigai ingin membela warga Papua dari ketidakadilan. Selama puluhan tahun warga Papua menjadi korban (victim) ketidakadilan.
Pembelaan Pigai terhadap ketidakadilan yang dialami warganya malah dipolitisasi dan dituding sebagai sikap rasis. Pigai sedang mengalami 'victimization of victim', korban yang dikorbankan. Selama ini dia sudah menjadi korban, tetapi malah akan dikorbankan lagi dengan tuduhan rasisme.
Papua adalah api dalam sekam. Papua adalah padang rumput ilalang kering yang setiap saat bisa terbakar. Pemerintah menggelontorkan triliunan rupiah dalam perhelatan PON untuk menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi atau tindakan rasisme terhadap warga Papua.