Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Natalius Pigai & Ganjar Pranowo

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Rabu, 06 Oktober 2021 – 10:34 WIB
Natalius Pigai & Ganjar Pranowo - JPNN.COM
Ganjar Pranowo. Foto: Ricardo

Namun, popularitas Ganjar memang lagi naik. Ia menjadi perhatian publik di mana pun. Ia juga menjadi media darling di mana pun. Inilah yang membuat PDIP kesal, karena gerakan Ganjar ini bisa menghancurkan skenario PDIP yang ingin memunculkan Puan Maharani di pilpres 2024.

Puan Maharani juga ikut hadir dalam perhelatan pembukaan PON. Puan juga ikut dalam rombongan Jokowi ketika turun ke pasar rakyat. Namun, seperti biasanya, Puan tidak bisa menarik perhatian publik. Puan juga tidak bisa menarik liputan dari media lokal dan nasional.

Persaingan diam-diam Ganjar vs Puan ini seperti perang dingin. Keduanya berpacu dengan waktu untuk merebut tiket pilpres 2024. Puan, sudah punya tiket PDIP di tangan.

Namun, Ganjar adalah kuda hitam yang setiap saat bisa muncul menjadi calon alternatif. Puan boleh saja menjadi pilihan PDIP, tetapi Ganjar menjadi favorit Jokowi.

Jokowi tidak pernah menunjukkan isyarat yang konkret mengenai preferensinya. Namun, politik adalah masalah simbol dan gesture. Dari berbagai simbol dan gesture itulah publik bisa menyimpulkan kepada siapa preferensi Jokowi akan berlabuh.

Penyebutan nama Jokowi dan Ganjar dalam cuitan Pigai itu bisa dilihat dalam konteks ini. Secara tidak langsung Pigai menunjukkan bahwa Jokowi dan Ganjar adalah dua serangkai yang menjadi satu. Ganjar dianggap akan menjadi penerus Jokowi.

Karena itu, ketika Pigai menjatuhkan bom cuitan itu, ada sebagian orang yang memaknainya sebagai bom politik. Cuitan Pigai, selain dianggap mengandung rasisme, juga dianggap punya motif politik. Cuitan itu dinilai mendegradasikan Jokowi dan Ganjar, dan secara tidak langsung menguntungkan Puan. Itulah sebabnya muncul tudingan Pigai telah di-remote oleh PDIP.

Pigai menepis semua tudingan itu. Ia membantah dirinya bersikap rasis. Ia membantah punya motif politik di balik cuitan itu. Pigai menyatakan bahwa dia melakukannya karena ingin membela rakyat Papua dari ketidakadilan dan diskriminasi.

Secara tidak langung Natalius Pigai telah menunjukkan Jokowi dan Ganjar Pranowo dua serangkai yang menjadi satu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News