Nawaitu, Arus Bawah Nahdiyin Siap Bergerak demi Cak Imin
"Dengan kebijakan pemerintah mengimpor beras, jelas mengancam keberadaan beras lokal di pasar. Padahal, banyak warga NU yang berprofesi petani untuk menyambung hidup di negeri ini," katanya.
Di sisi lain, katanya, harga kebutuhan yang melonjak membuat warga NU makin kesulitan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mayoritas nahdiyin adalah buruh.
“Dalam situasi hampir semua kebutuhan pokok baik sementara gaji buruh ditekan sedemikian rupa jelas membuat warga NU berada dalam situasi sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," tukas Salam.
Belum lagi, masih kata Gus Salam, nahdiyin harus menghadapi kenyataan pahit ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan cantrang tanpa ada solusi untuk mengganti alat penangkap ikan. “Banyak warga NU yang profesinya juga sebagai nelayan selama bertahun-tahun," lanjutnya.
Hal lain yang juga menjadi sorotan Gus Salam adalah persoalan pesantren. Dia menilai pemerintah hingga saat ini belum menunjukan keseriusannya terhadap pendidikan pesantren.
“Sampai saat ini para guru atau ustaz di pesantren tidak mendapatkan perhatian memadai dari pemerintah, terutama peningkatan SDM (sumber daya manusia, red) maupun fasilitas," urainya.
Gus Salam menegaskan, harus ada unsur nahdiyin yang menjadi pimpinan nasional. Menurutnya, Cak Imin -panggilan Muhaimin- merupakan figur nahdiyin yang tepat untuk menjadi pemimpin nasional.
Karena itu Gus Salam mengharapkan Cak Imin tak ragu-ragu lagi untuk maju pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Sebab, aspirasi dari kalangan nahdiyin yang menginginkan Cak Imin menjadi wakil presiden terus menggelinding.