Negara Arab Lagi-Lagi Termakan Bujuk Rayu Donald Trump, Israel Makin Jemawa
Inhofe mengatakan orang yang tinggal di daerah itu harus memberikan suara dalam referendum untuk menentukan masa depan mereka.
"Presiden mendapat nasihat yang buruk dari timnya. Dia bisa saja membuat kesepakatan ini tanpa memperdagangkan hak orang yang tidak bersuara," kata Inhofe dalam sebuah pernyataan.
Seorang pejabat senior AS mengatakan Trump tahu tentang perlawanan Inhofe untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat. Tetapi argumen Inhofe kalah melawan presiden ketika senator itu menolak untuk menahan tagihan pengeluaran pertahanan tahunan ketika Trump menuntutnya digunakan untuk mencabut undang-undang yang memberikan perlindungan tanggung jawab kepada perusahaan teknologi, kata pejabat itu.
Kesepakatan Maroko bisa menjadi yang terakhir yang akan dinegosiasikan oleh tim Trump, yang dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan utusan AS Avi Berkowitz, sebelum memberi jalan kepada pemerintahan Biden yang akan datang.
Kepada wartawan dalam panggilan konferensi, Kushner mengatakan tidak dapat dihindari bahwa Arab Saudi pada akhirnya akan mencapai kesepakatan serupa dengan Israel.
Seorang pejabat AS mengatakan Saudi tidak mungkin bertindak sampai setelah Biden menjabat, dan bahkan kemudian akan ada oposisi internal yang kuat yang dapat memblokir langkah seperti itu dalam waktu dekat.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Maroko akan menjalin hubungan diplomatik penuh dan melanjutkan kontak resmi dengan Israel.
"Mereka akan membuka kembali kantor penghubung mereka di Rabat dan Tel Aviv segera dengan maksud untuk membuka kedutaan besar. Dan mereka akan mempromosikan kerja sama ekonomi antara perusahaan Israel dan Maroko," kata Kushner kepada Reuters.