Nenek Anies Baswedan Berani Menghalangi Kereta Api
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenang perjuangan neneknya, Barkah AR Baswedan yang melawan Belanda demi harkat wanita.
Anies menceritannya saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Menjadi Perempuan Tangguh Kuat dan Mandiri Melalui Pemberdayaan Perempuan dalam rangka memeringati Hari Ibu di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Kala itu, kata Anies, sang nenek diblokade oleh tentara Belanda saat ingin menghadiri Kongres Perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada Desember 1928. Barkah dan wanita-wanita lainnya tidak diizinkan untuk menaiki kereta api.
"Sejarah mencatat bagaimana gerombolan perempuan itu akhirnya nekat berbaring di depan lokomotif dan mengancam tidak akan pindah bila tak diizinkan menumpangi kereta demi menghadiri kongres pertama perempuan Indonesia," kata Anies.
Anies melanjutkan, aksi para perempuan itu akhirnya menggemparkan stasiun. Belanda akhirnya tidak punya pilihan selain mengizinkan mereka untuk menumpangi kereta. "Begitu karakter perempuan Indonesia, tangguh dan tidak gampang menyerah," kata Anies.
Selain sang nenek, Anies juga berkisah tentang ibundanya, Aliyah Rasyid Baswedan saat membesarkannya hingga kini.
Anies mengenang perjuangan sang ibu yang mencuci pakaiannya, mendidiknya hingga berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. "Ibu itu kunci, saya mau menceritakan bahwa kita semua sering melupakan aspek ini," kata Anies.
Dia mengharapkan semua wanita berpegang teguh pada pejuang perempuan. Sebab, Anies menilai, perjuangan perempuan Indonesia kini memiliki tantangan yang berbeda. Di era kekinian ini, perempuan dan kaum ibu diharapkan mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.