NFA Siap Lakukan Intervensi Jika Harga Telur Ayam Tidak Turun Minggu Ini
jpnn.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) terus menggenjot upaya stabilisasi harga telur ayam sehingga dapat turun dan kembali ke harga kesetimbangannya.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan kenaikan harga telur saat ini tidak bisa dilepaskan dari mekanisme pasar dalam menemukan kembali harga kesetimbangannya.
“Di mana ada faktor biaya produksi seperti yang disampaikan Presiden, ada kenaikan variable cost-nya sehingga harga menyesuaikan,” ujar Arief saat turun langsung memantau harga telur ayam di Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa (30/8).
Namun demikian, Arief mengatakan apabila angka ini bertahan di Rp 30.000 sampai seminggu ini, NFA bersama sejumlah stakeholder akan turun melakukan operasi pasar.
“Apabila minggu ini harga tidak bergerak turun kita akan lakukan intervensi melalui operasi pasar. Diharapkan bisa turun bahkan lebih cepat dari targetnya presiden,” ucapnya.
Dia menjelaskan sebagai lembaga yang ditugaskan untuk mengkonsolidasi para stakeholder pangan, NFA telah mengumpulkan seluruh asosiasi peternak ayam petelur, pedagang, peternak ayam boiler, produsen jagung, serta perwakilan pemerintah daerah sentra produksi jagung dan unggas, kementerian lembaga terkait seperti Kementan dan Kemendag guna membahas dan merumuskan komposisi pembentukan harga yang benar.
“Misalnya harga acuan untuk pembelian berapa, harga acuan untuk penjualan berapa. Ini sebenarnya kita sudah sepakati bersama. Kami kemarin sudah bertemu juga dengan teman-teman asosiasi untuk peternak layer, menyampaikan bahwa seharusnya harga telur tidak lebih dari Rp 30.000. Hari ini sudah mulai turun, sebelumnya Rp 32.000. Dalam waktu 1-2 hari ini akan sekitar Rp 30.000,” ujar Arief.
Arief kemudian mengungkapkan sejumlah faktor penyebab kenaikan harga telur ayam belakangan ini.