Ngaji Wagiman
Oleh: Dahlan IskanWagiman belakangan ini pergi ke mana-mana. Ke berbagai sekolah unggulan. Termasuk menemui saya. Ia belum puas dengan sistem di madrasahnya sekarang ini.
Wagiman masih mengumpulkan pembanding. Jelas, ia akan mengubah sistem yang ada di Yanbu'ul Qur'an tanpa menghapus kekhususan tahfidnya.
Lulusan SD ini punya kecerdasan ilmuwan: gelisah oleh perkembangan zaman, lalu mencari jalan baru. Tidak hanya mencari, ia juga akan melaksanakannya.
Begitu terkenalnya Wagiman di Pati sampai ada yang mengusulkannya menjadi calon bupati. Wagiman sempat tergoda. Soal dana ia punya. Tetapi ijazah SMA tidak ada.
Akhirnya Wagiman ikut kejar paket B. Ikut ujian SMP. Lulus. Ikut pula paket C. Ujian SMA. Lulus.
Setelah memiliki syarat formal itu Wagiman justru insyaf: untuk apa jadi bupati. Ia ingin mengurus madrasah yang ia dirikan sampai maju sekali.
Wagiman pun ambil putusan: batal mendaftar calon bupati. Saya ajak ia toss sampai tiga kali.
Waktu Wagiman masih kecil tidak ada satu pun masjid di Desa Sukoharjo, Kecamatan Sedari Jaksa, di utara kota Pati itu.