Ngeri! Ancaman Covid-19 di Yogyakarta Masih Tinggi
jpnn.com, YOGYAKARTA - Meski perkembangan kasus Corona di Yogyakarta cenderung landai dan lebih banyak berasal dari kontak luar daerah, namun ancaman penularan COVID-19 masih tinggi.
“Jika dilihat dalam periode sepekan, maka pasien yang dirawat di rumah sakit di Yogyakarta berada di bawah angka 10 orang. Tetapi potensi penularan masih ada. Ini yang perlu diingat,” kata Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi, Selasa (23/6).
Menurut dia, potensi penularan yang cukup tinggi terjadi karena masih banyak orang yang sedang bepergian ke luar daerah untuk kemudian kembali ke Yogyakarta.
“Mobilitas warga di Yogyakarta cukup tinggi sehingga ancaman akan terus ada,” katanya.
Hingga Senin (22/6), jumlah kasus positif COVID-19 di Yogyakarta tercatat sebanyak 10 pasien yang masih dirawat. Delapan di antaranya memiliki riwayat kontak luar kota yaitu dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Madura, dan Sukabumi sedangkan dua lainnya belum diketahui secara pasti riwayat penularannya.
Selain itu, tes cepat (rapid test) yang dilakukan belum cukup banyak, baru mencapai 4.200 warga dengan hasil reaktif yang kecil dan sekitar 300 uji usap (swab).
“Artinya, hampir semua warga yang mengikuti rapid test memiliki hasil non reaktif. Hasil ini harus dibaca dengan cara yang lain yaitu sebagian besar warga di Kota Yogyakarta belum memiliki imunitas terhadap virus corona. Yang baik adalah jika hasil rapid test reaktif tetapi uji usap negatif sehingga masyarakat sudah memiliki kekebalan selama beberapa waktu ke depan,” katanya.
Meskipun demikian, Kota Yogyakarta sudah mampu menunjukkan kemampuan untuk tidak masuk dalam kategori zona merah dan selama ini bergantian antara zona kuning dan hijau.