NGERI! Orang Dekat Rizal Ramli Tuding Johan Catut Nama Presiden
jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi melayangkan tudingan serius terhadap Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP. Menurutnya, Johan secara tidak langsung mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika membuat pernyataan soal pengelolaan Blok Masela beberapa waktu lalu.
“Ada dua pelanggaran berat yang dilakukan Johan Budi dalam kasus Masela. Pertama, membuat pernyataan dengan mengatasnamakan presiden tanpa perintah presiden," kata Adhie melalui keterangan persnya, Minggu (27/3).
Seperti diketahui, pada Februari lalu Menko Maritim Rizal Ramli sudah mengatakan bahwa pemerintah memilih kilang Blok Masela dibangun di darat alias onshore. Namun, sehari setelah pernyataan itu keluar, Johan dalam kapasitasnya sebagai stafsus menegaskan bahwa presiden belum membuat keputusan apapun mengenai Masela.
Bantahan telak Johan itu lah yang dinilai Adhie bukan atas perintah Jokowi. Buktinya, lanjut dia, sekarang Presiden Jokowi memutuskan kilang dibangun di darat seperti apa yang disampaikan Menko Rizal.
"Secara etika politik jubir presiden juga tidak berwenang mengklarifikasi pernyataan menteri yang merupakan anak buah langsung Presiden. Sedangkan jubir, apalagi staf khusus, tidak memiliki kaitan struktural dengan menteri,” ujar orang dekat Rizal Ramli ini.
Adhie pun menuding Johan sebagai bagian dari kelompok yang dia sebut dengan istilah kaum fundamentalis pasar. Mereka adalah pejabat-pejabat yang menganut paham neoliberalisme dan menghendaki kebijakan pemerintah dibuat berdasarkan azas pasar bebas. Kelompok ini, tambahnya, jelas memiliki agenda yang bersebrangan dengan Presiden Joko Widodo. Mereka ngotot menginginkan kilang Masela dibangun di laut (offshore) dan membela keberadaan Freeport di Indonesia.
Dia pun menyebut Komisaris Utama PT PLN Kuntoro Mangkusubroto sebagai pemimpin kelompok tersebut. Sementara anggotanya antara lain Menteri ESDM Sudirman Said, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menristek & Dikti Muhammad Nasir, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, dan tentunya Johan Budi.
“Jadi memang berbahaya kalau Johan Budi tetap berada di Istana. Dia terlanjur dianggap ‘lidah Presiden’ padahal kenyataan dia bicara atas kendali mereka yang garis politiknya berlawanan dengan Presiden,” tegas Adhie.