Ngopi Bareng Milenial, Semakin Pahit Kian Nikmat
Dia menegaskan konsumsi lokal harus didorong. Kampanye ngopi beneran sangat penting bagi petani sehingga konsumsi bisa naik. Tio menyebut, di Korea saja setiap orang rata-rata mengonsumsi kopi 12 kilogram per tahun.
"Kami harapkan seperti Pak Jokowi-lah, beliau minum kopi yang sebenarnya," ujarnya. Tio mengaku terus mengampanyekan minum kopi yang sebenarnya. Bukan kopi campuran. "Di rumah kerja relawan memang ada kedai kopi, yang kami bagikan kepada siapa pun, dengan maksud kampanye minum kopi yang sebenarnya," ujar Tio.
Sekjen Hasto menimpali bahwa Jokowi memang pecinta kopi yang sebenarnya. "Pak Jokowi jadi presiden karena minum kopi," kata Hasto sembari tersenyum. "Ya memang tren minum kopi naik. Karena itu Pak Jokowi memahami apa yang disenangi anak muda atau para milenial," lanjut dia.
Hasto juga mengaku sebagai seorang pecinta kopi. Dulu dia minum kopi pakai gula. Sekarang sudah tidak lagi. "Karena jadi politikus itu kadang-kadang hidupnya pahit," ungkap Hasto bercanda lagi.
Menurut Hasto, minum kopi dan merasakan pahitnya itu sangat nikmati. Semakin pahit akan menimbulkan rasa asam. "Pusing pun jadi hilang. Idel langsung terang. Dalam seluruh prikehidupan kopi itu sangat baik," katanya.
Hasto mengatakan Bandung sebagai pusat kreativitas apa pun terlihat baik. Sense of creativity, inovasi yang ada dan oleh milenial, dan seniman membuat segala sesuatu yang ada di Bandung menjadi indah.
"Bandung jadi pusat kreativitas anak muda, jadi simbol kebudayaan. Karena itu kami datang untuk lebih mengapresiasi Bandung. Bukan saja soal kopi, tapi semuanya, baik itu kreativitas, seni, kebudayaan, alamnya, dan lainnya," kata Hasto.
Dia mengatakan, Bandung khususnya dan Jawa Barat umumnya, telah banyak melahirkan kreativitas, pejuang, maupun para tokoh. Bahkan, ujar Hasto, Bung Karno juga dulu belajar soal nasionalisme, patriotisme, mencintai alam, bertemu Marhaen di Bandung, hingga akhirnya dirumuskan dalam Pancasila. "Bandung adalah kreativitas untuk Indonesia raya," kata Hasto.