Nikmati Joglosemar, Famtrip Afrika Selatan Semringah
Tidak berhenti disitu, rombongan menghampiri banyak hotel dengan design dan aroma budaya. Hotel Hyatt, Hotel Santika dan terakhir menginap di Hotel Royal Ambarrukmo yang membuat mereka geleng-geleng kepala karena begitu kental dengan budaya Jogjakarta.
Asisten Deputi (Asdep) Pemasaran Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika Kemenpar, Nia Niscaya mengatakan, pihaknya membuat konsep agar para wisatawan asal Afsel ini tidak selalu bertujuan ke Bali saja. Kata Nia, Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang, juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar.
Itu karena, masih kata Nia, ketiga daerah memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). ”Semoga mereka juga membuat paketnya ke Solo setelah mengetahui Jogja dan Semarang. Karena, salahsatu alasan turis mancanegara datang ke Indonesia adalah melihat wisata alam budaya dan karya manusia. Sesuai portofolio pasar pariwisata sektor wisata alam menyumbang 35% dan buatan manusia 5%,” ujar Nia, menyebutkan portofolio bisnis pariwisata yang diyakini Menpar Arief Yahya itu.
Wisata budaya menyumbang pasar terbesar mencapai 60%. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20%, belanja dan kuliner 45%, serta wisata kota dan desa sebesar 35%. Berdasarkan data tersebut, Kota Jogja, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.
Untuk branding pemasaran di mancanegara, Kota Jogja, Solo, maupun Semarang bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing. Seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya. Khusus Kota Jogja ditarget 100 ribu wisman atau naik 11,11% karena tahun sebelumnya sebesar 90 ribu orang, sedangkan Solo ditarget mampu mendatangkan 30 ribu wisman atau naik 100 % dibanding tahun sebelumnya yang hanya 15 ribu orang.
”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja,” kata Nia.
Jogjakarta dan Semarang juga sudah memiliki 3A, yang dipopulerkan Menpar Arief Yahya dengan atraksi, akses, dan Amenitas. Hotel, resto, kafe, mal, convention center, exhibition termasuk dalam amenitas, yang memang harus disiapkan untuk semua level.
“Jika ingin menggenjot wisman, maka akomodasi dan segala kelengkapannya harus disiapkan dengan baik juga,” tambah wanita yang murah senyum itu.