Nilai Mata Uang Iran Hancur Berantakan, Musuh Republik Islam Lagi-Lagi Disalahkan
jpnn.com, TEHERAN - Nilai mata uang Iran jatuh ke titik terendah terhadap dolar Amerika Serikat di saat republik Islam itu makin terkucil dari pergaulan internasional dan Korps Garda Revolusi Islam terkena sanksi Uni Eropa.
Dolar dijual seharga 447.000 rial di pasar tidak resmi Iran pada Sabtu (21/1), meningkat dibandingkan dengan 430.500 pada hari sebelumnya, menurut situs valuta asing Bonbast.com.
Rial telah kehilangan 29% nilainya sejak protes nasional menyusul kematian Mahsa Amini di sel tahanan polisi moral Iran, pada 16 September.
Kerusuhan telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan teokratis di Iran sejak Revolusi Islam 1979.
Situs ekonomi Ecoiran menyebut konsensus global yang tidak bersahabat terhadap Iran sebagai penyebab terus anjloknya nilai rial.
"Meningkatnya tekanan politik, seperti menempatkan Pengawal Revolusi dalam daftar organisasi teroris, dan memberlakukan pembatasan pada kapal dan kapal tanker minyak yang terkait dengan Iran... di Teheran," kata Ecoiran.
Gubernur bank sentral Iran Mohammad Reza Farzin pada hari Sabtu menyalahkan jatuhnya rial pada "operasi psikologis" yang menurut Teheran diatur oleh musuh-musuhnya untuk mengacaukan Republik Islam.
"Saat ini, bank sentral tidak menghadapi batasan dalam hal mata uang asing dan sumber daya dan cadangan emas, dan penipuan media serta operasi psikologis adalah faktor utama di balik fluktuasi nilai tukar bebas," kata penyiar negara IRIB mengutip Farzin.