Nobar Film G30S PKI Agar Tak Ulangi Sejarah Kelam Masa Lalu
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan nonton bareng (nobar) film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) adalah bagian pembelajaran dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Menurut Habib Aboe, peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 tersebut adalah salah satu lembaran kelam masa lalu. Dengan memahami sejarah, dia berharap generasi muda nanti tidak akan mengulangi sejarah kelam tersebut. Karena itu, kata dia, nonton bareng Film G30S PKI adalah bagian pembelajaran dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Adanya pemberontakan PKI adalah sebuah fakta sejarah, karena itu nonton bareng film G30S/PKI merupakan bagian untuk mengingatkan kita dengan sejarah tersebut,” kata Habib Aboe Bakar sambil mengutip ungkapan jas merah (jangan sekali-sekali melupakan sejarah) dari Bung Karno dalam sosialissi 4 Pilar MPR di Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/9).
Anggota Komisi III DPR itu menjelaskan, menonton film itu akan membuat generasi muda menjadi tahu sejarah perkembangan bangsanya. Mereka akan memahami bahwa Indonesia juga memiliki cerita kelam.
“Dengan demikian, akan mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air semakin mendalam," kata anggota MPR dapil Kalsel 1 ini.
Aboe menyayangkan ketika banyak anak muda yang ahistori terhadap berbagai keputusan penting yang diambil oleh para pendahulu. Karena itu, MPR selama ini melakukan sosialisasi 4 Pilar untuk memberikan penjelasan secara historis berbagai konsensus dalam bernegara.
"Nonton bareng film G30S/PKI ini dapat membantu menjelaskan kepada generasi muda kenapa sampai keluar TAP MPR Nomor 25 tahun 1966 yang melarang ajaran komunisme," katanya.
Menurut Aboe Bakar, itulah salah satu urgensi menonton film tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Generasi muda Indonesia akan mengerti alasan MPR mengeluarkan TAP melarang perkembangan komunisme. "Semua itu ada latar belakang dan alasan yang sangat kuat," tegasnya.(boy/jpnn)