Noda Dunia Pendidikan: Sekelompok Siswa Bertindak Brutal
Kepada dia, pihak SMK Kosgoro memaparkan, penyiksaan itu terjadi karena siswa SMK Tamsis yang disiksa itu memprovokasi siswa SMK Kosgoro.
”Mulanya siswa SMK Tamsis yang dikeroyok itu, menggunakan seragam SMK Kosgoro lalu menembak salah seorang siswa SMK Kosgoro dengan ketapel. Melihat kepala temannya berdarah, siswa SMK Kosgoro yang lain mengejar korban,” ujarnya mengulang penjelasan kepala SMK Kosgoro.
“Kami sudah memperingatkan sekolah, agar masalah tersebut diusut sampai tuntas,” imbuhnya kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group).
Sementara Fahrul Rozi mengatakan, dia memang memakai seragam SMK Kosgoro. Tujuannya, agar tidak ditangkap siswa SMK Kosgoro. Ternyata, saat melintas, siswa SMK Kosgoro mencegatnya kemudian berujung dengan penyiksaan.
Barlius mengatakan, menyikapi tindak kekerasan antarpelajar, Disdik Kota Padang hanya bisa menyarankan sekolah lebih memperketat kontrol, serta memberikan sanksi sesuai aturan sekolah kepada siswa yang melanggar.
”Kami tidak mungkin tutup sekolah itu, karena akan berdampak lebih buruk. Kalau sekolah memberi hukuman kepada siswa, tidak akan kami larang selagi memberikan laporan bentuk hukumannya,” ujarnya.
Mencermati fenomena itu, pengamat Pendidikan Jamaris Jamna mengatakan, peristiwa itu terjadi karena lemahnya kontrol penyelenggara pendidikan terhadap siswa. “Sekolah jangan hanya mengeluarkan siswa yang melanggar. Namun rancanglah sanksi sesuai aturan yang membuat jera siswa bertindak nakal. Misalnya sanksi denda dan kerja,” ujarnya.
Jamaris menyarankan penertiban kekerasan antarpelajar dilakukan pula oleh Satpol PP Kota Padang. “Harusnya Satpol PP dan satpam sekolah ikut serta mengawasi siswa pulang sekolah. Kalau nampak gerak-gerik siswa yang mencurigakan, merekalah yang menghalau,” ujarnya.