Noordin Belum Mampir Temanggung
Selasa, 11 Agustus 2009 – 09:48 WIB
Persinggungan Dr Azhari dan Noordin dengan orang-orang NII sudah dimulai sejak di Poso. "Ketika itu, hubungannya masih sebatas sesama "berjuang" di Poso," urainya. Kedekatan itu mudah terjadi karena NII memang tergolong "saudara tua" JI. Pada sekitar 1993, JI terbentuk dari orang-orang NII yang sudah tidak sepakat dengan bentuk negara, dengan alasan tak realistis, karena NII sudah gagal dalam perjuangannya. "Jadi, memang masih ada ikatan emosi yang kuat," tambahnya.
Kerja sama terjalin lebih erat setelah Dr Azhari dan Noordin kembali ke Jawa. Ini terlihat dari peristiwa Bom Marriott 2003 dan Bom Kedutaan Australia 2004. Heri Golun, sopir sekaligus pengebom bunuh diri, adalah orang NII. Begitu pula Rois "otak pengeboman yang kemudian ditangkap tersebut" adalah orang NII. Seiring dengan semakin "habis?-nya (karena pentolan terus ditangkapi, Red) JI, Noordin kemudian semakin merapat ke NII.
Untuk itu, Noordin membawa "faksi?-nya di JI yang masih setia dengannya untuk membentuk jaringan baru berdasar orang-orang muda NII. Pilihan itu cukup rasional. Sebab, semua yang dibutuhkan Noordin bisa "dipenuhi" oleh NII. Perekrutan kader muda yang terus-menerus dan fikih jihad yang nyaris sama membuat Noordin tak sulit untuk mendapat pengikut.