Noriyu Kagumi Cara RDRK Bangun Nasionalisme dan Menghormati Pemimpin
Di setiap tempat makan, pelayan, koki, pencuci piring sekaligus berfungsi menjadi penyanyi, pemain biola, saxophone, drum, gayageum. Kerja buruh dan kerja seni menjadi dua sisi mata uang SDM RDRK yang kerap memancing decak kagum atas talenta dan dedikasi mereka.
Selama berada di RDRK, NoRiYu tidak hanya terusik rasa nasionalismenya, tetapi juga semakin menyadari pentingnya meneruskan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia kepada generasi penerus.
Apalagi delri kemudian berkesempatan mengunjungi Children Palace. Di situlah NoRiYu spontan berucap, "Eureka! Ini model untuk lembaga manajemen talenta di Indonesia yang diagendakan Pak Jokowi."
Sebuah istana after-school activities dipersiapkan untuk anak-anak berbakat mendapatkan penggembelengan secara gratis dengan berlatih musik (drum, gitar, piano, bas, acordion, alat musik tradisional gayageum), tari (balet), kerajinan tangan (kristik, huruf kanji), menyanyi (bahkan sekelas opera), olahraga (voli), sains (fisika, komputer), dan lain-lain.
Delegasi dari DPR RI diajak melihat hasil gembelengan dalam pertunjukkan seni anak-anak TK sampai SMA dalam durasi 1,5 jam. Selama pertunjukkan layar di belakang mereka menampilkan bendera RDRK, pertanian, hasil pembangunan infrastruktur, dan keindahan alam RDRK.
Konsep manajemen talenta semacam ini dapat menjadi percontohan Lembaga Manajemen Talenta Indonesia yang dicanangkan dalam visi kesehatan Jokowi.
"Bisa dibayangkan, anak-anak RDRK hanya mempunyai sedikit saja insentif dan knowledge tentang apa yang akan mereka dapatkan sebagai hasil jerih payah mereka tetapi mereka bisa bekerja keras (tidak secara instan) menjadi sumber daya manusia unggul baik di dunia seni, sains, dan olahraga. Apalagi Indonesia yang kesempatannya begitu luas, masa depan dapat digapai, hanya butuh sedikit manajemen talenta dengan lebih terarah maka SDM Indonesia sebagai negara dengan populasi nomor 4 terbesar di dunia tidak akan terbendung sebagai SDM unggul yang dapat menginfiltrasi dunia," tuturnya. (esy/jpnn)