Novanto Dinilai Tak Punya Legitimasi Moral
jpnn.com - JAKARTA - Para pemilik hak suara dalam Munaslub Golkar diingatkan untuk tidak memilih Setya Novanto sebagai ketua umum. Pasalnya, langkah tersebut diyakini hanya akan menjadi bumerang bagi partai beringin.
Pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno mengatakan, Golkar seharusnya menggunakan ajang Munaslub sebagai alat untuk memperbaiki citra. Sementara Novanto jelas-jelas merupakan sosok yang dipandang negatif oleh publik karena keterlibatannya dalam skandal "Papa Minta Saham"
"Legitimasi moralnya (Novanto) sudah runtuh," kata Adi.
Selain itu, lanjut Adi, Golkar juga harus bisa menjauhkan diri dari praktik politik uang. Golkar mestinya mampu keluar dari kesan negatif soal mahar politik, termasuk aroma logislitik lainnya.
Tapi, Adi khawatir proses Munaslub justru membuat Golkar kembali terpuruk. Pasalnya, belum apa-apa panitia Munaslub sudah mewajibkan kandidat menyetor sejumlah uang.
"Tak heran, munaslub menegaskan bahwa politik suksesi di Golkar cukup mahal. Kredibilitas, moralitas, dan integritas menjadi sesuatu yang tak penting bagi Golkar. Ujung-ujungnya adalah pertarungan logistik para kandidat," kata Adi.
Dia pun menilai situasi ini tak lepas dari manuver Novanto dan loyalisnya untuk merebut kursi Golkar 1. Pasalnya, kepanitiaan munaslub diisi oleh orang-orang dekat mantan ketua DPR itu.
Lagipula, pertarungan logistik tentu akan sangat menguntungkan Novanto sebagai salah satu elite Golkar yang paling kuat dari sisi finansial. "Dari awal munaslub lebih didesain untuk memenangkan Setya Novanto," tuturnya.