Novela Garang di Sidang, Lembut di Facebook
Mendengar itu, Novela dengan spontan menyemprot Patrialis. ”Jangan tanya ke saya karena saya juga masyarakat, tanyanya ke penyelenggara pemilu!” kata dia.
Mendengar jawaban itu, Patrialis agak kaget meski tetap menanggapinya dengan santai. ”Nggak apa-apa, saya suka gaya-gaya Anda seperti ini. Lanjutkan terus ya. Ini gaya Kartini masa kini,” ujar Patrialis sambil tersenyum.
Melihat para hakim konstitusi tersenyum, Novela pun balas tersenyum. Dia mengatakan bahwa tidak ada komunikasi dengan siapa pun.
Hal lucu pun terjadi saat hakim Arief Hidayat menanyakan jarak antara desa dan distriknya. ”Tiga ratus kilometer!” kata perempuan yang mengenakan baju batik berwarna cokelat itu dengan spontan.
Sontak saja jawaban tersebut membuat Arief terbelalak. Sadar akan ekspresinya, Novela langsung buru-buru meralat pernyataannya. ”Tiga puluh kilometer, eh tiga ratus meter. Saya manusia, Pak, pasti punya salah, nggak apa-apa,” ucap Novela, lalu tertawa. Para hakim dan pengunjung sidang yang mendengar celotehan itu pun langsung tertawa.
Dalam suasana yang cair tersebut hakim Arief kembali bertanya apakah Novela sebagai saksi mandat distrik mengetahui ada kegiatan lain di distrik lainnya dengan jarak yang tak terlalu jauh. ”Saya tidak mau bicara kampung lain. Saya maunya di kampung saya,” katanya.
Bingung mau bertanya apa lagi, Arief pun memutuskan untuk menyudahi sesi tanya jawab tersebut. ”Saya bisa kacau,” celetuknya sambil geleng-geleng, lalu tertawa.
”Ya, Bapak kacau, saya juga bisa kacau,” tutup Novela. Tak urung kesaksian Novela melahirkan tawa seisi ruang sidang.