NU Tingkatkan Intensitas Dakwah untuk Masyarakat Perkotaan
Cara ini diyakini efektif dengan satu syarat yaitu dibutuhkan sikap yang istiqomah. Diharapkan dengan metode ini secara perlahan NU akan mewarnai kegiatan-kegiatan di sekitar objek dakwah.
Diskusi malam hari ini dimanfaatkan Ketua LAZISNU, Syamsul Huda, untuk melakukan introspeksi bersama. Betapa NU sebenarnya telah tertinggal dengan organisasi lain dalam manajemen zakat dan shadaqah, apalagi di kalangan perkotaan dan perkantoran.
Ali Shobirin yang menjadi pembicara selanjutnya menjelaskan bahwa solusi dari permasalahan ini sebenarnya sederhana yaitu kembali ke masjid. Karena itu dia mengajak hadirin secara umum dan khususnya kepada pengurus NU agar kembali memakmurkan masjid.
Selain itu, penulis buku “Teknologi Ruh” ini juga meminta kepada Nahdhiyin untuk lebih berani mengambil peran dalam kegiatan keagamaan.
Pemaparan terakhir disampaikan oleh Asrori Karni, redaksi senior majalah Gatra. Asrori menganalisis perkembangan dakwah perkotaan dari sejak orde baru hingga saat ini. Menurutnya, jika melihat dari perjalanan waktu, NU saat ini mengalami akselerasi yang besar.
Terbukti dengan banyaknya nahdhiyin yang berkiprah di berbagai bidang, sehingga dalam konteks dakwah kepada masyarakat perkotaan dan perkantoran ini, optimis akan melakukan akselerasi dari ketertinggalan pada saat ini.
Sebelumnya, Ketua LTNNU yang bertindak sebagai pemantik diskusi sekaligus moderator membuka pemaparannya dengan menjelaskan berbagai data terkait dengan demografi masyarakat perkotaan. Cak Usma, panggilan akrab Ketua LTN NU ini, juga menjelaskan tentang betapa pentingnya NU untuk memahami profil masyarakat perkotaan sehingga bisa tepat sasaran dalam menjalankan dakwah di perkotaan. (jpnn)