Nuklir Takut Radiasi, Panas Bumi Takut Spa
Oleh Dahlan IskanPenentangan tenaga nuklir masih sangat kuat. Yang di Kagoshima itu pun masih didemo. Di depan pintu gerbangnya. Tiap hari. Sesekali demo itu diikuti artis. Atau mantan perdana menteri.
Kelihatannya masa depan PLTN sangat suram. Terutama yang menggunakan bahan bakar uranium. Yang kalau tidak dijaga kedinginannya memanas tidak terkendali.
Tapi, penggunaan nuklir sulit juga dihindari.
Itulah sebabnya, kini bahan bakar torium bakal naik panggung. Menggantikan uranium. Torium tidak seperti uranium. Tidak akan memanas bila tidak ada pendinginnya. Kita punya sumber torium di dalam negeri.
Jepang sendiri saat itu belum melirik torium. Jepang zaman itu memang kepepet. Haus listrik. Dahaga energi. Untuk ekonomi. Itulah tahun-tahun di mana ekonomi Jepang sedang tumbuh gila-gilaan. Di atas 10 persen setiap tahun. Selama hampir 15 tahun. Antara 1955-1973. Mirip dengan Tiongkok antara 1995-2012.
Saat itulah Jepang memasuki era nuklir. Dengan bahan bakar uranium. Kini, setelah ekonomi Jepang maju dan rakyatnya modern, mereka menolak nuklir. Kebetulan ekonominya juga tidak terlalu tumbuh lagi. Sudah digeser Tiongkok.
Jepang sebenarnya punya banyak sumber energi panas bumi. Tapi sulit dapat izin. Dari penduduk setempat. Mereka menentang panas bumi jadi listrik. Terutama mereka yang punya usaha vila dan spa. Atau usaha pemandian air hangat di gunung. (*)