Obama Juga Jadi Target Noordin
Sabtu, 22 Agustus 2009 – 10:34 WIB
Ali menjelaskan, Bagus datang untuk mengajar Bahasa Arab di Ponpes tersebut sekitar tahun 1999. Namun, pihak ponpes merasa kurang cocok dengan sikap dan pembawaan bagus yang keras dan bertemperamental tinggi. "Ia bahkan sering terlibat konflik dengan guru atau pengasuh lainnya. Karena itu kami tidak cocok dan mengeluarkannya secara halus dari Ponpes ini," tandas Ali.
Saat mengajar di Ponpes itu, Bagus tak menunjukkan gerak-gerik yang mencurigakan atau menunjukkan keterlibatannya dengan jaringan teroris. "Saya kaget etelah melihat wajahnya di televisi. Ternyata itu adalah Bagus yang pernah mengajar di Ponpes kami," tambahnya.
Setelah mengetahui keterlibatan Bagus dalam jaringan terorisme, pihak Ponpes Nurul Huda memperketat pemantauan terhadap para tamunya. Hal ini ditempuh untuk mengantisipasi infiltrasi jaringan terorisme. "Kami telah memperketat pemantauan terhadap tamu kami. Ponpes ini murni untuk pendidikan. Kami tidak tahu menahu tentang keterlibatan Bagus," tandasnya.
Sementara itu, keluarga Huzamudin, salah seorang yang juga ditetapkan sebagai DPO mengaku cukup kaget dengan berita keterlibatan Huzamudin dalam aksi terorisme. Nasiyah, kakak ipar Huzamudin masih mengaku tidak percaya dengan keterlibatan adiknya itu.