Obama Kunjungi Pura Tirta Empul Tampaksiring Bali
Sepasang raksasa bermahkota di kepalanya terlihat berjaga di depan pintu berukir halus dengan sapuan warna keemasan, dan bagian atas pintu terdapat ukiran Kala dengan kedua taring mencuat ke atas.
Berbeda dengan kebanyakan Kala, pada Kala di Kori Agung Pura Tirta Empul Gianyar ini terdapat sepasang tangan dengan jari terkembang.
Di ujung halaman terdapat prasasti dengan huruf latin dan Bali, berisi tata cara kunjung ke tempat suci ini.
Di balik dinding terdapat kolam persegi panjang dengan deret pancuran tempat orang melukat atau membersihkan diri secara spiritual. Terdapat dua kolam di Pura Tirta Empul, dengan 30 buah pancuran menghadap ke selatan.
Kompleks Pura Tirta Empul Gianyar diperkirakan berdiri tahun 960 M semasa Chandra Bhayasingha, raja keempat Wangsa Warmadewa yang berkuasa di Pulau Bali pada abad ke 10-11.
Pendirinya adalah Sri Kesari Warmadewa, yang disebut dalam prasasti Blanjong di Sanur. Airlangga, Raja Kahuripan, adalah keturunan ke-8 wangsa ini.
Sementara, mengenai sejarah adanya Pura Tirta Empul ini dikisahkan lebih dari 1.000 tahun lalu hidup seorang raja jahat sakti bernama Mayadenawa yang bisa mengubah dirinya menjadi bentuk apa saja. Pendeta Sang Kulputih memohon Batara Indra untuk membunuh Mayadenawa.
Pasukan Mayadenawa pun berhasil dikalahkan oleh pasukan Batara Indra dan sisanya melarikan diri. Malam itu, dengan memiringkan telapak kakinya agar tidak meninggalkan jejak, Mayadenawa berjalan menyusup ke dalam kemah pasukan Batara Indra untuk membuat mata air cetik (racun).