Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Obat Jerawat ini Perlu Dihindari Oleh Ibu Hamil

Kamis, 17 Oktober 2019 – 04:46 WIB
Obat Jerawat ini Perlu Dihindari Oleh Ibu Hamil - JPNN.COM
Jerawat. Foto Familinia

jpnn.com - Jerawat bisa muncul dalam kondisi apa saja, termasuk saat hamil, yang merupakan masalah kulit yang sering dikeluhkan ibu hamil. Tak hanya di wajah, bahkan jerawat juga bisa tumbuh di dada atau punggung akibat meningkatnya aktivitas kelenjar.

Lalu adakah cara aman untuk mengobatinya?

Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, meskipun sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi, tetapi kondisi kulit berjerawat bisa mengganggu dan memengaruhi kondisi psikis ibu hamil.

"Jerawat dalam kehamilan sering kali muncul trimester pertama. Penyebabnya adalah pengaruh perubahan hormon pada ibu hamil, sehingga terjadi peningkatan produksi minyak di kulit. Akibatnya, kulit jadi lebih mudah berjerawat,” kata dr. Karin menjelaskan.

Hormon yang menyebabkan munculnya jerawat adalah testosteron dan androstenedion, yang termasuk dalam kelompok hormon yang disebut androgen. Jika kadar hormon-hormon tersebut tinggi, bisa terjadi sindrom ovarium polikistik atau (polycystic ovary syndrome  atau PCOS), infertilitas, dan tentunya jerawat.

Ketahui bahan aktif obat jerawat yang perlu dihindari saat hamil

Penggunaan obat jerawat diharapkan mampu memperbaiki kondisi kulit yang disebabkan oleh jerawat. Kata dr. Devia Irine Putri, dari KlikDokter, salah satu bahan aktif yang populer untuk mengatasi jerawat adalah retinoid. Namun, bahan aktif tersebut tidak dianjurkan untuk wanita hamil.

“Retinoid bersifat teratogen, yaitu kondisi atau agen yang secara potensial membahayakan organisme prenatal. Penggunaannya bisa menyebabkan berbagai masalah seperti hidrosefalus, kecacatan pada daerah kepala dan wajah janin, kecacatan pada organ jantung, hingga kematian janin,” dr. Devia mengungkapkan.

Tak hanya di wajah, bahkan jerawat juga bisa tumbuh di dada atau punggung akibat meningkatnya aktivitas kelenjar.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News