Ofo Bekas
Oleh Dahlan IskanPenyewa sepeda Alibaba, misalnya, mengapa tidak perlu deposito? Karena di HP mereka sudah ada rekening Alipay. Tinggal klik QR yang ada di sepeda Alipay.
Persewaan sepeda lainnya juga belajar dari kegagalan Ofo. Yang tarifnya terlalu murah. Hanya 1 Yuan (Rp 2.000) untuk satu jam.
Padahal rata-rata orang naik sepeda maksimum satu jam. Kini tarif sepeda pasca Ofo adalah 1 Yuan untuk setengah jam.
Waktu itu Ofo memang tidak mengejar pendapatan. Yang dikejar adalah jumlah pengguna Ofo. Kian besar pelanggannya kian tinggi value perusahaannya.
Mencari uangnya kelak saja. Dari pasar modal. Setelah Ofo menjadi sangat sexy.
Saya juga heran mengapa Ofo tidak cepat-cepat go public. Mungkin menunggu value yang maksimum. Sampai benar-benar yang terbesar. Tidak hanya di Tiongkok tapi juga di Asia. Bahkan di Amerika dan Eropa. Sampai jumlah sepedanya mencapai 200 juta. Seperti rencana.
Tentu harus juga menunggu ini: agar value perusahaan melebihi investasi. Agar hasil go public bisa untuk mengembalikan investasi. Masih tersisa saham untuk ia sendiri --sebagai pemilik dan pendiri perusahaan.
Untuk itu Ofo harus terus membakar uang. Bakar uangnya harus lebih banyak. Juga harus lebih cepat.