Ogah Kalah Dengan Thailand, Menpar Siapkan Strategi Three In One
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Ternyata jumlah restoran Indonesia di Melbourne hanya mencapai 30-50 gerai.
“Dari data jumlah restoran itu saja kami sudah bisa membaca mereka sangat serius, agresif mengembangkan budaya kulinernya ke pasar Australia. Karena itu kami akan coba di 2016 branding bersama restoran,” kata Arief.
Thailand dan Malaysia juga disupport oleh pemerintah untuk membuat taste masakannya naik kelas menjadi berselera global. Mengapa masakan Thailand lebih cepat ngeboom di Australia dibandingkan resto Jepang, Korea dan Tiongkok? “Semua materi makanannya dibuat di Thailand, dibekukan, berbentuk frozen, lalu dikirim ke Melbourne, kecuali yang ada unsur dagingnya. Karena tidak boleh memasukkan daging ke Australia, semua harus daging lokal. Nah, saat hendak dihidangkan tinggal dipanaskan dengan mesin, cepat, standar rasanya sama, kontroling mudah,” kata Arief.
Pola itu sangat memungkinkan pada makanan-makanan Indonesia. Kecuali yang ada dagingnya karena harus dimasak sendiri di Australia. Toh, daging Australia lebih empuk, lebih enak, dan lebih terjamin dari berbagai penyakit.
“Kalau problemnya di ketenagakerjaan, kami punya STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) dan Akademi Pariwisata di Bandung, Bali, Medan, Makasar, dan sebentar lagi akan dibuat di Palembang. Kami bisa setting anak-anak itu untuk magang di restoran-restoran Indonesia,” tambah Arief.
Arief menambahkan, kolaborasi dengan kuliner sudah saatnya diseriusi. Benchmarknya sudah jelas. Sukses Thailand dengan slogan Amazing Thailand adalah kuliner.
Thai Food selama ini berhasil mendobrak kemapanan makanan Korea, Tiongkok dan Jepang. Thai Food sudah masuk dalam peta besar,makanan popular Asia itu. “Harus diakui, mereka sudah memulai sejak lama, didukung pemerintah, konsisten dan sukses,” ujar Arief.
Malaysia kini juga mulai gencar. Di mana ada restoran Malaysia, pasti di situ ada dukungan negara untuk mempromosikan kuliner dan turisme-nya dalam satu paket. Andalan Malaysia adalah Nasi Lemak, rendang dan berbagai menu yang “mirip” dengan Indonesia.