Oh Jogja... Ada Showroom di Dalamnya Sarang PSK
Aktivitas rumah tingkat dua itu memang baru terlihat pada malam hari. Di siang hari, pintu rumah berwarna cokelat itu selalu tertutup.
Tapi memasuki malam hari, lanjutnya, terdapat banyak tamu yang datang. Ada yang berjalan kaki, tapi ada pula yang mengendarai mobil pribadi.
”Saya sering lihat perempuan keluar masuk. Namun sebagian besar mereka tidak tinggal di tempat itu,” kata Pakdi.
Lelaki asal Bantul yang kesehariannya menjadi penarik becak itu menuturkan, dirinya kerap bertemu dengan perempuan yang sering keluar masuk di rumah itu. Beberapa perempuan yang dia kenal sebagian besar berasal dari luar Jogjakarta seperti Magelang, Solo, Temanggung, Ambarawa, dan Cilacap.
Setelah ruko itu tidak beroperasi lagi, sambung Pak Di, perempuan-perempuan yang ia kenal banyak yang memilih kembali ke daerah asal. ”Takut sama polisi,” jelasnya.
Pak Di bahkan mengenal baik SN alias Gendut (40) yang selama ini menjadi kaki tangan dari Kijan selaku pengelola bisnis esek-esek itu. Warga mengenal Gendut sebagai sosok terbuka yang suka bergaul dengan masyarakat sekitar.
Bahkan, ketika kumpul dengan warga, Gendut selalu memberi jajanan. ”Kalau siang-siang gini pas dia (Gendut) lagi beli makanan kami selalu ditraktir,” terangnya.
Dia mengaku mengetahui tertangkapnya Gendut oleh pihak kepolisian dari para tetangga rumah itu. ”Saya tidak menyaksikan langsung. Tahunya setelah kejadian kira-kira setelah Idul Adha,” tuturnya.