Oh Kasihan, Repotnya Persija dan Bali United 5 Hari Ini
jpnn.com, SOLO - Tak ada luapan kegembiraan pemain Persija Jakarta, usai wasit Yudi Nurcahya meniup peluit panjang tanda leg kedua semifinal Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Senin (12/2) kemarin, berakhir.
FARID S.M (Solo) dan BAGUS P.P (Denpasar)
Kepastian lolos ke final Piala Presiden setelah menyingkirkan PSMS Medan, hanya disambut dengan sedikit aplaus di tengah lapangan. Skuat Macan Kemayoran lantas, tergesa-gesa masuk ke ruang ganti.
Persija memang harus menunda pesta perayaan tersebut. Ismed Sofyan dkk dikejar waktu. Mereka mesti segera bergegas menuju Bandara Adi Soemarmo, Solo. Mengejar penerbangan menuju Jakarta. ’’Flight kami pukul 18.45, transit Jakarta, lalu transit Singapura, sebelum lanjut ke Johor, Malaysia,’’ jelas Eko Supriyono, media officer Persija.
Persija harus sampai Johor sebelum tengah malam. Itu kalau mereka tidak ingin terkena denda AFC karena tidak datang H-2 sebelum pertandingan AFC Cup melawan tuan rumah Johor Darul Takzim pada Rabu besok (14/2). ’’Kalau berangkat sekarang, kami sampai Johor insyaallah sebelum tengah malam,’’ katanya.
Itulah risiko yang harus dihadapi Persija karena terjun di dua ajang dengan jadwal berdempetan. Sepulang dari Johor pada Kamis lusa (15/2), otomatis mereka cuma punya waktu persiapan sehari sebelum berlaga di final Piala Presiden.
Tapi, Persija tak sendiri. Semifinalis Piala Presiden lainnya, Bali United, bernasib serupa. Tim yang menahan imbang Sriwijaya FC di first leg semifinal itu bahkan sudah mengalaminya lebih awal. Sejak kualifikasi Liga Champions.
Kemarin Persija bahkan sudah check out terlebih dahulu dari hotel tempatnya menginap pukul 12.00. Tim berlambang Monas di dada itu datang ke Stadion Manahan, Solo, sangat awal, satu jam sebelum PSMS datang. Tepatnya pukul 12.10. ’’Kami meeting-nya di stadion. Mau bagaimana lagi, harus begini untuk menyiasati waktu,’’ jelasnya.