Ojo Kesusu, Ojo Keliru
Oleh: Dhimam Abror Djuraid![Ojo Kesusu, Ojo Keliru Ojo Kesusu, Ojo Keliru - JPNN.COM](https://image.jpnn.com/resize/570x380-80/arsip/normal/2022/08/26/presiden-joko-widodo-menyapa-massa-saat-kegiatan-relawan-kom-bug1.jpg)
Ungkapan Jawa yang paling terkenal adalah ‘’alon-alon waton kelakon’’ pelan-pelan asal tercapai.
Kecepatan dan ketergesaan bisa mengakibatkan pilihan yang keliru, dan hal itu bukan bagian dari tradisi Jawa yang priyayi.
Sikap alus bisa dilihat dari penampilan ksatria dalam pergelaran wayang kulit.
Sang kesatria digambarkan sebagai seorang lelaki tampan dengan badan langsing dan wajah yang halus ‘’mriyayeni’’ dengan tampang aritokratis.
Bicaranya halus dan sangat tertata, pakaiannya sopan, dan gerakannya serba teratur dan tidak kasar.
Kebalikan dari sikap priyayi yang alus diwakili oleh raseksa atau ‘’buto’’ yang digambarkan dalam bentuk yang besar menjulang, mulut ekstra lebar, rambut gondrong awut-awutan, berbicara dengan suara keras, dan bertindak dengan kasar dan ugal-ugalan.
Meskipun terlihat besar dan kuat tapi dalam setiap perang tanding raseksa tidak pernah bisa mengalahkan ksatria yang yang alus.
Salah satu espisode yang paling terkenal dalam pergelaran wayang orang adalah ‘’Cakilan’’ yang menggambarkan pertarungan ‘’one on one’’ antara Buto Cakil melawan Arjuno.